Kamis, 24 November 2011

Aqiqahan

Brighton, Inggris, 29 November 2010


Masih seperti mimpi rasanya kini mama telah memiliki kamu, anakku Arung Panrita yang Puji Tuhan sehat dan normal. Seperti para orangtua lainnya, bapak dan mama ingin Arung tumbuh jadi seorang anak yang bahagia, sehat, berguna bagi banyak orang dan takut akan Tuhan. Meskipun kami sebagai orangtuamu berbeda agama, tetapi bapak, mama, opa dan semua keluarga hidup bahagia dan harmonis. Kamu beruntung anakku, didoakan oleh tidak hanya satu agama tetapi dari berbagai agama yang ada di keluarga kita.

Jauh hari sebelum bapak dan mama menikah, kami memang telah memutuskan untuk tidak melepaskan didikan agama kepada anak-anak sejak lahir dan memiliki kesepakatan sendiri tentang hal ini. Kelak jika Arung telah dewasa dan memperoleh hidayah sendiri untuk menentukan agama yang ingin dianut, itu menjadi hak Arung. Namun, kami merasa pentingnya didikan agama sejak kanak-kanak sebagai dasar pembentukan akhlak yang menjadi tanggung jawab kami sebagai orangtua. Oleh karenanya, begitu keluar dari rahim mama, bapak telah meniupkan azan ketelinga Arung sebagai doa pertama kami.

Tanggal 28 November 2010, dua minggu setelah lahir, Arung diaqiqah. Tetapi, acara aqiqahnya tidak dilaksanakan di Inggris dimana kita tinggal, melainkan di Jogja. Selain syarat yang sulit untuk memotong kambing di Inggris (biasanya yang boleh memotong dari peternakan dan juga tidak boleh sembarangan memotong binatang di Inggris, salah-salah bisa dikenakan denda), Jogja sedang terkena bencana akibat letusan gunung Merapi sehingga banya orang terpaksa mengungsi. Setelah berkonsultasi dengan om-mu yang juga paham akan ilmu agama, maka bapak dan mama putuskan untuk melaksanakan aqiqah Arung di tempat pengungsian di Jogja dengan bantuan sebuah lembaga terpercaya. Meskipun berjauhan, tetapi doa yang terkirimkan tak mengenal batasan ruang. Semoga ini memberikan berkah bagi kita semua.

(Aqiqah Arung Panrita di Jogja, 28 November 2010)



Selasa, 08 November 2011

Welcome, dear..

Brighton, Inggris 15 November 2010

Selamat datang ke dunia, anakku Arung Panrita.
Setelah sembilan bulan lebih Mama, Bapak, dan semua kawan dan keluarga menanti akhirnya kamu lahir secara normal di rumah sakit Royal Sussex County, Brighton pada tanggal 13 November 2010 pukul 21.29 dengan berat 3,4kg dan panjang 52cm.


Menit pertama setelah Arung lahir, skin to skin time..

Tak terbilang rasa sukacita dan kebahagiaan yang melingkupi kami semua. Kami memberimu nama Arung Panrita bukan tanpa sebab. Mama dan Bapak sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari sebelumnya. Bagi Shakespeare, “what’s in a name?”. Bagi Mama dan Bapak, nama adalah doa orangtua untuk anaknya agar kelak berbudi pekerti seperti yang diharapkan dalam doa tersebut. Maka, kami pun memberi mu nama Arung Panrita, sebuah nama Bugis yang sekaligus dipersembahkan untuk almarhumah nenekmu yang seorang Bugis dan almarhumah omamu yang sangat menyukai orang Bugis.

Dalam sebuah tulisan (Tingkah Tutur dalam Bahasa Bugis oleh Moh. Darwis), Arung bisa berarti “orang yang senantiasa berdiri dibarisan terdepan, menunjukkan orang banyak jalan kebaikan.” Arung juga bisa berarti “pemimpin”. Dan dalam kamus Bahasa Indonesia (online), Arung mengandung arti “berlayar”, “menjelajah (samudera luas)”, “berjalan melintasi (rimba)”.

Sedangkan kata Panrita sendiri berasal dari To Panrita, mengutip tulisan Wahyuddin Halim yang menjelaskan To-Panrita adalah “orang yang berpengetahuan/intelektual, cendikiawan, bijaksana, saleh dan jujur.” Makna To-Panrita yang lebih luas diberikan oleh Mochtar Pabottingi, seorang cendikiawan asal Sulsel. Menurut beliau, To-Panrita adalah “orang yang bersaksi, melihat dan menyimak atas suatu keadaan dan menyatakan keadaan sebenarnya.”

Arung Panrita, 1 day old

Doa dari Mama dan Bapak, semoga anakku Arung Panrita berperangai seperti makna namanya. Amin.

It's almost there!

it's almost there,
can't wait to hold you in my arms
thank you for your patience while mummy was not in good condition during your early months
it's so wonderful to have you in my womb
i have always been fond of every development we both through
every single moment with you is so precious 

it's almost there,
just remember always that mummy and daddy love you so much
see you soon
see you soon, my lovely baby...


Deadline..

Brighton, Inggris, 9 November 2010

Perkiraan waktu kelahiran dokter telah lewat. Menurut perkiraan yang berdasarkan hari terakhir menstruasi, kemungkinan Mama melahirkan adalah tanggal 7 November 2010. 
Meskipun sedang tak ada kuliah, Mama tetap harus menyetorkan sebuah esai perkembangan penelitian (selama di Inggris, Mama hanya melakukan penelitian pustaka saja sebab visa di Nepal hanya memperbolehkan tinggal selama 5 bulan saja).  Hampir saja Mama lupa, untungnya Angela, administrator di IDS, sangat baik dan mengingatkan Mama yang belum mengumpulkan esai. Sempat panik juga Mama, khawatir esai Mama belum kelar saat kamu lahir. Kebetulan pula, bersama kawan-kawan dari Indonesia lainnya yang bermukim di Brighton, kita mengadakan Pencarian Dana untuk korban tsunami di Mentawai, korban Merapi di Jogja dan banjir di Papua. Acaranya dilakukan pada tanggal 3 November lalu. Waktu itu Mama sudah berniat akan memasak makanan yang akan dijual pada Penggalangan Dana di kampus Sussex. Awal November yang sangat sibuk bagi Mama. Terima kasih sayang sudah bolehkan Mama selesaikan dulu esai dan acara penggalangan dana ini. Kamu memang anak yang baik…


Acara Penggalangan Dana untuk korban bencana di Indonesia
(lihat perut Mama sudah besar sekali)

Senin, 07 November 2011

Menanti..

Brighton, Inggris, akhir September 2010


Menurut perkiraan dokter, kemungkinan anakku akan lahir pada tangal 7 November 2010. Segala perasaan campur aduk saat-saat menanti kelahiran ini. Cemas bila nanti akan kesulitan saat melahirkan, gelisah membayangkan prosesnya, gembira karena akan segera menimang bayi yang dikandung selama 9 bulan ini, dan juga takut memikirkan kalau-kalau terjadi sesuatu pada saat hari H atau bayinya mengalami suatu kelainan. Mengikuti saran dokter yang menganjurkan untuk tetap beraktifitas sembari mengkonsumsi makanan yang sehat, maka kegiatan Mama tetap tak berubah meskipun sebentar lagi akan memasuki awal November. Jauh-jauh hari sebelumnya oleh bidan Karen, Mama diminta untuk membuat rencana untuk proses melahirkan nantinya. Hal ini untuk memudahkan sang ibu sebab biasanya pada saat waktunya melahirkan terkadang jadi panik dan bingung.

Untuk tempat melahirkan ada tiga pilihan yang ditawarkan. Pertama adalah melahirkan di rumah sakit/klinik terdekat, kedua adalah pilihan melahirkan di kolam (baik kolam di rumah, di RS atau klinik) dan yang ketiga adalah melahirkan di rumah. Rupanya di Inggris ini banyak juga yang lebih memilih untuk melahirkan di rumah sendiri ketimbang di rumah sakit. Selain membutuhkan suasana yang akrab, nyaman dan berada disekelilingi orang terdekat, juga karena lebih mudah sebab tak perlu bolak-balik ke RS. Mama sendiri memilih untuk melahirkan di rumah sakit, yakni di Royal Sussex County Hospital sebab rumah kita tidak memadai untuk melahirkan di rumah dan juga ada housemates lain yang juga tinggal di situ.

Selain pilihan untuk melahirkan, juga diminta untuk memilih obat penghilang rasa sakit yang akan dipakai pada saat melahirkan. Dari buku-buku yang diberikan oleh klinik mengenai kehamilan dan perkembangan janin sampai bayi besar, memang dikatakan bahwa proses melahirkan itu akan sangat menyakitkan. Oleh karenanya, dianjurkan untuk menentukan pain killer yang akan digunakan. Bagus juga menurut Mama, sebab sang ibu diberikan pilihan untuk mempertimbangkan sendiri obat yang akan dipakai dengan membaca info baik-buruknya yang disediakan di buku panduan. Mama memutuskan untuk menggunakan air and gas sebagai pengurang rasa sakit. Meskipun dikatakan cara ini tidak begitu menghilangkan rasa sakit yang ada, tetapi bagi ibu yang ingin merasakan pengalaman melahirkan, ini adalah cara yang baik. Jika memilih epidural misalnya, meskipun tak merasakan sakit tapi Mama tak bisa merasakan sensasi melahirkan ini. Lagipula, konon sakitnya akan segera lenyap begitu sang bayi diletakkan di dada sang ibu.

Di klinik Moulsecoomb Children’s Center ini, Mama hanya berjalan kaki selama 5 menit untuk mencapainya. Para petugas dan bidan-bidannya sangat ramah. Setiap bulannya Mama rutin memeriksakan kandungan dan mengikuti tes-tes yang diberikan. Setiap bulan pula dicek perkembangan detak jantung janin lewat stetoskop yang memiliki speaker, sehingga Mama bisa ikut mendengarkan detak jantungmu. Syukurnya kamu sehat-sehat saja meskipun Mama sempat kehilangan berat badan ketika awal-awal mengandungmu. Memasuki bulan kedelapan dan kesembilan ini berat badan Mama mulai kembali normal. Jika tadinya sempat turun menjadi 47kg, sekarang Mama sudah naik kembali ke berat 55kg, berat Mama sebelum hamil. Bahkan teman-teman Mama awalnya tak ada yang percaya kalau Mama sedang hamil karena sangat kurus.

Sekarang, Mama sudah terlihat seperti orang yang sedang hamil dengan perut membuncit. Ada juga untungnya sih, Mama jadi tak perlu khusus membeli baju hamil sebab baju lama Mama masih bisa terpakai, hehehe. Bapak pun mengabadikan Mama yang sudah terlihat seperti ibu hamil ini dengan berbagai macam pose.

Mama dan teman kuliah di IDS, hamil minggu ke-20

Kehamilan minggu ke-21

Kehamilan minggu ke-24


Berjalan-jalan ke Seven Sisters, kehamilan minggu ke-32

Seven Sisters, kehamilan minggu ke-32

kehamilan minggu ke-35

masa kehamilan minggu ke-35

Rockin' Mommy, saat hamil minggu ke-37

menikmati event Zombie Walks saat hamil minggu ke-39

Menanti kelahiran, minggu ke-40

Minggu ke-25

Brighton, Inggris 22 July 2010

Sudah hampir sebulan sejak kepulangan kita dari penelitian Mama di Nepal. Sejak tiba kembali di Inggris, Mama langsung pergi ke klinik Universitas Sussex tempat NHS (National Health Service, semacam layanan kesehatan gratis bagi masyarakat Inggris dan pendatang yang tinggal lebih dari 6 bulan di Inggris) Mama dan Bapak terdaftar. Oleh klinik Sussex, Mama dirujuk  ke Children Center di Moulsecomb Children Center karena selain lebih dekat dengan lokasi rumah, juga bidannya berkantor di situ. Mama terdaftar untuk check up rutin bersama bidan Karen Brown. Karena Mama belum pernah memeriksakan kehamilan sebelumnya (hanya di Nepal) maka oleh bidan Karen dianjurkan untuk langsung menjalani beberapa tes untuk mengetahui perkembangan dan kesehatan janin. Beruntung di Inggris ini semuanya gratis untuk layanan kesehatan ibu hamil dan pasca melahirkan. Semua tes-tes dan obat-obatan serta biaya layanan kesehatan ditanggung oleh pemerintah Inggris, termasuk untuk pemeriksaan gigi yang aslinya sangat mahal meskipun melalui NHS. Pengambilan sampel darah dan air seni oleh bidan Karen diperuntukkan untuk mengecek apakah ada kelainan pada masa kehamilan dan perkembangan janin. Ketika kehamilan memasuki usia 25 minggu, sesuai jadwal pemeriksaan rutin maka akan dilakukan tes USG ke-2 (yang pertama ketika Mama masih di Nepal, kamu baru sebesar kacang ijo).

Dengan berdebar-debar Mama menuju Sussex Royal Hospital untuk melakukan tes USG ini. Mama deg-degkan karena pada USG ke-2 ini sudah bisa terlihat dengan jelas janin dalam kandungan dan telah bisa diketahui pula jenis kelaminnya. Karena Bapak mesti bekerja, maka Mama hanya sendirian saja ke rumah sakit sehingga tak ada teman untuk berbagi ke-nervous-an ini. Tibalah giliran Mama dipanggil oleh perawat untuk memasuki ruangan USG. Sebelumnya Mama sudah meminta kepada petugasnya untuk sekalian mengetahui jenis kelamin. Mama dan Bapak ingin tahu agar bisa mempersiapkan nama untukmu kelak ketika lahir. Kami tak ingin memberikan nama sekedarnya sebab bagi kami nama adalah doa kami untuk sang anak.

Rasa dingin akibat gel yang dioleskan di atas perut Mama yang membuncit agar bisa terbaca oleh mesin USG semakin membuat gugup. Pada saat petugasnya memberitahu Mama untuk melihat ke layar monitor yang menampilkan hasil scan di rahim, langsung saja airmata Mama mengalir deras. Kamu terlihat jelas, anakku. Mama bisa melihat tanganmu dan kakimu yang bergerak, aahh kamu memiliki hidung Mama. Kamu bukan lagi sebesar kacang, kamu sudah seperti bayi. Seperti kata bidan Karen yang mengatakan kamu adalah bayi yang aktif, begitu juga saat pelaksanaan USG ini. Badanmu yang selalu bergerak aktif membuat sedikit kesulitan untuk mengetahui jenis kelaminmu. Dan ketika petugasnya memberitahu Mama bahwa kamu adalah seorang bayi laki-laki, Mama langsung teringat kembali mimpi anak kecil yang mengajak tante Helena berdansa itu. Rupanya kamu waktu itu tak sabar ingin bertemu Mama ya jadi datang lewat mimpi memberi isyarat bahwa Mama akan mendapatkan kamu. Bapak juga sangat gembira melihat foto USG-mu. Bapak dan Mama akan sangat sibuk mencarikan nama buatmu, sayangku.


Anakku, semoga Tuhan dan malaikat selalu menjagamu dan nantinya bisa lahir dengan normal, sehat dan tak kurang suatu apapun. 


Kenangan di Nepal

Biratnagar, Nepal, akhir Juni, 2010

Kamu adalah anak yang baik. Selama kita berada di Biratnagar, kamu tidak pernah menyusahkan Mama. Bahkan Mama bersyukur kamu bisa tumbuh dengan sehat dan kuat mengingat kondisi dan situasi yang cukup sulit bagi kita berdua. Kamu ikut Mama ke desa-desa lokasi dampingan YOAC. Sempat Mama khawtir dengan perkembanganmu. Kondisi di Biratnagar yang cukup susah mendapatkan bahan makanan yang bervariasi dan bergizi (di Nepal, sapi tidak untuk dikonsumsi. Sehingga yang ada hanya daging ayam dan kambing saja, sementara karena tidak memiliki laut maka ikan adalah barang langka) serta situasi politik di Nepal yang tengah bergejolak membuat Mama dan Bapak sedikit mengalami kendala mendapatkan makanan yang baik untuk kita semua. Apalagi berat badan Mama yang kian menurun. Sebelum hamil, berat Mama 55kg. Kian lama, berat Mama menyusut dan bahkan celana jeans Mama pun harus dilipat agar tidak melorot. Padahal Mama sedang mengandung kamu. Mama sangat sedih dan khawatir. Mama takut kamu akan kekurangan gizi selama berada dalam kandungan Mama. Tapi kata Dokter Sangeeta, kamu sehat dan bertumbuh jadi Mama tak perlu risau. Beruntung Bapak sangat memperhatikan Mama dan selalu memudahkan serta membantu Mama. Meskipun demikian, berat badan Mama tetap saja turun padahal Mama mulai terbiasa dengan makanan lokal seperti Dhal Bhaat Tarkari, chowmein, dll. Bahkan berat Mama turun sampai 47kg, ini pertama kalinya berat Mama kembali kekepala 4 setelah hampir 7 tahun berkisar dikepala 5.

Ini foto Mama beberapa hari sebelum ke Nepal. Masih ndut dan chubby.



Dan yang di bawah ini adalah foto ketika kamu berusia 6 bulan di kandungan Mama. Mama sudah selesai masa intership dan penelitiannya di Nepal. Tak lama lagi kita semua akan berangkat ke Inggris dimana Mama akan melanjutkan penelitian pustakanya dari sana. Oohh.. You’re so tiny, Mommy was so skinny but we were having fun together…

Foto Mama dan Bapak dengan staff YOAC Biratnagar

Foto Mama bertukar cenderamata dengan Pak Mohan Gautam
sebelum kembali ke Inggris

Foto Mama dengan baju khas Nepal,
hadiah dari YOAC Biratnagar

Kado Bahagia

1Biratnagar, Nepal, 31 Maret 2010

Hari ini Bapak ulang tahun. Sengaja Mama menunggu hari ini untuk menggunakan tes pack kehamilan. Selain karena Mama sudah tidak haid selama 2 bulan, juga karena teringat mimpi sewaktu masih di Inggris saat persiapan menuju Nepal ini. Waktu itu Mama bermimpi seperti sedang makan malam bersama Bapak, Om Simon serta tante Helena. Lalu datang seorang anak kecil laki-laki mengajak tante Helena berdansa. Karena tante Helena saat itu sedang hamil muda, sempat terpikir oleh Mama mungkin anak kecil itu adalah anak tante Helena nantinya. Tak menyangka bahwa ternyata Mama juga sedang hamil beberapa minggu. Pantas saja sejak tiba di Nepal, yang biasanya suka mencoba-coba makanan dan bukan seorang yang gampang jijik, kok Mama malah gak doyan makanan lokal dan gampang mual melihat sesuatu yang tidak higenis. Bahkan yang biasanya tahan ‘banting’ di lapangan, malahan Mama terkena diare yang menyebabkan keberangkatan ke kota Biratnagar tempat Mama melakukan penelitian selama 5 bulan menjadi ditunda. Rupanya oh rupanya, ketika sampai akhir Maret belum juga kedatang ‘tamu bulanan’, Mama jadi berharap bahagia mendapat kabar gembira.

Bangun dari tidur, pagi-pagi itu Mama lalu mengeluarkan kado yang sudah dipersiapkan sejak masih di Inggris buat hari ulang tahun Bapak. Sebuah buku saku mengenai Arsenal, klub sepak bola kesukaan Bapak. Setelah itu, Mama mengambil tes pack dan mencobanya. Alhamdulliah, Puji Tuhan.. hasilnya positive. Mama lalu memberitahu Bapak yang juga sudah menerima kado bukunya. Bapak sangat gembira, di hari ulang tahunnya juga mendapat kado bahagia berupa kabar sukacita. Bapak lalu mengambil kamera dan mengabadikan 2 kado ulang tahunnya, buku dan tes pack bertandakan hasil yang positive.



Mama dan Bapak tinggal di sebuah ruangan di lantai 3 gedung yang disewa YOAC bersama 2 lembaga lainnya.  Dan kebetulan hari ini adalah hari kerja. Pak Mohan Gautam, Project Manager di Youth Action Nepal (YOAC) tempat Mama internship sekaligus melakukan penelitian selama di Biratnagar, sudah datang sejak pukul 9 pagi. Mama lalu meminta ijin untuk pergi ke dokter untuk memastikan kehamilan ini. Pak Mohan sempat khawatir dan mengira Mama sakit, memang Mama belum memberitahunya. Bersama Bapak yang menggonceng Mama dengan sepeda, kami lalu mendatangi tempat praktek dokter kandungan dari deretan tempat praktek dokter yang ada di Hospital Chowk. Nama dokternya adalah Dr. Sangeeta Mishra, beliau sangat baik dan ramah serta cantik pula. Dokter Sangeeta adalah lulusan spesialis kandungan dari USA. Dari hasil USG serta tes air seni, Mama dinyatakan telah hamil 7 minggu.

Ini adalah foto USG sewaktu kamu masih sebesar kacang ijo, masih 7 minggu. Perkiraan dokter, bayi akan lahir sekitar tanggal 7 November 2010. Mama masih melanjutkan minum vitamin folic acid yang diberikan oleh suster di klinik Sussex agar janin bertumbuh sehat dan kuat. Mama dan Bapak memang telah mempersiapkan sejak awal dan Tuhan mengabulkan doa Mama dan Bapak. Vitamin ini sangat penting dan berguna juga karena kegiatan penelitian Mama yang mengharuskan pergi ke desa-desa dan kondisi jalan yang kurang bagus di Biratnagar ini. 





Dan ini adalah scan dari catatan pertama hasil pemeriksaan kehamilan di Dokter Sangeeta Mishra.



Doa Mama dan Bapak, semoga segala sesuatunya berjalan lancar, janinnya tumbuh dengan sehat dan kuat dan bisa lahir dengan normal.